Spesies yang bisa terbang umumnya punya adaptasi agar berat tubuhnya
lebih ringan. Tetapi, tidak demikian dengan reptil raksasa purba yang
mampu terbang, Pterodaustro guinazui. Hewan ini rupanya suka merepotkan diri sendiri.
Louis Chiappe dari Natural History Museum di Los Angeles County dan rekannya mengetahui ketika menganalisis fosil spesies ini. Pada bagian perut, Chiappe menemukan 29 batu kerikil yang berdiameter antara 1,5-8,4 mm.
P guinazui dikenal sebagai versi reptil dari burung flamingo masa kini karena memiliki tengkorak panjang dan paruh moncong. Hewan ini juga menggunakan gigi panjang dan tipis untuk menyaring makanan dari air.
Menurut Chiappe, P guinazui yang masuk golongan pterosaurus menggunakan kerikil untuk membantu mencerna crustacea keras yang dimakannya. Strategi adaptasi ini sebenarnya umum ditemui pada burung yang memakan dengan cara seperti menyaring seperti flamingo.
"Ini benar-benar pterosaurus yang istimewa," kata Loma Steel dari Natural History Museum di London. Kebanyakan spesies memakan ikan atau serangga dan tak mencerna dengan kerikil. "Ini mungkin unik bagi pterosaurus filter feeding," katanya seperti dikutip New Scientist, Jumat (14/6/2013). Hasil riset dipublikasikan di Journal of Vertebrate Paleontology.
sozanolomendrofa.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar