Sebenarnya bioteknologi sudah lama
dikenal oleh manusia. Bioteknologi berawal dari pembuatan minuman
fermentasi semenjak 3.000 SM (wuiih!!). Namun pada saat itu belum
diketahui dasar ilmiahnya. Dasar ilmiah pertama tentang biotek diketahui
sejak pengamatan terhadap khamir dilakukan oleh Antonie van Leeuwenhoek (1680). Kemudian pada tahun 1818 Erxleben mengetahui proses fermentasi oleh khamir, diikuti penemuan fermentasi asam laktat oleh Pasteur (1857). Pemahaman tentang khamir berlanjut ketika 1897 Buchner mengungkapkan enzim yang berperan dalam proses fermentasi.
Penemuan penting yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan bioteknologi adalah konsep warisan sifat oleh pak Mendel
pada awal abad ke-20. Siapa sih, yang tidak tahu bapak yang satu ini?
Yep, Mendel, bapak genetika. Tapi saat itu penemuan mengenai bahan
genetik masih sangat minim, jadi belum diketahui mekanisme pewarisannya.
Lalu pada 1928, Griffifth menemukan
proses transformasi (transformasi=perpindahan) bahan genetik. Tapi
belum diketahui struktur dari bahan genetik tersebut, sehingga fenomena
tersebut masih dikenal dengan transforming principle.
Eksperimen lanjut dilakukan oleh Oswald Avery dan kawan-kawan (1944), menunjukkan bahwa The Transforming Principple merupakan senyawa asam nukleat tipe deoksiribose. Eksperimen Griffifth dan Avery
serta kawan-kawannya merupakan awal era bioteknologi karena dengan
eksperimennya orang bisa melakukan perubahan sifat genetik suatu jasad.
Saat itu orang belum mengetahui struktur deoksiribose, tapi mereka yakin
bahwa sifat genetik ditentukan oleh struktur yang satu ini.
Penemuan penting lainnya? Ada dong…
Ketika elusi struktur 3 dimensi DNA (deoxyribonucleid acid) ditemukan oleh James Watson dan Francis Crick (nama populernya Watson-Crick, ingat bentuk helix ganda? Nah, itu.) 1953, berdasarkan citra difraksi X-ray buatan Rosalind Franklin dan Maurice Wilkins.
Yang menarik di era ini adalah elusidasi struktur DNA serta mekanisme
replikasinya, yang selanjutnya menjadi dasar pemahaman mengenai funsi
gen sebagai pembawa sifat suatu jasad. Terus..terus..?
Terus, ada yang menarik lagi nih, ketika Nathan dan Smith
menemukan suatu enzim yang bisa memotong molekul DNA secara spesifik.
Spesifik berarti dia memotong pada bagian tertentu saja. Jadi
menghasilkan potongan spesifik. Tidak asal potong. Enzim ini diberi nama
endonuklease restriksi. Kalau ada yang memutus, ada juga yang
berfungsi untuk menyambungkan. Nama enzimnya DNA ligase. Dengan berbekal
dua enzim ini, pada tahun 1970 Paul Berg
mendapat Nobel karena percobaannya melakukan penyambungan DNA virus
menjadi DNA rekombinan (rekombinan berarti sudah ada kombinasi DNA, jadi
DNA nya sudah tidak murni DNA awal lagi). Ini percobaan pertama di
dunia mengenai sambung DNA.
Ternyata percobaan Berg tadi menjadi
titik awal pengembangan teknologi baru yang disebut dengan teknologi DNA
rekombinan (istilah kerennya rekayasa genetik). Dengan teknologi ini
kita bisa melakukan perubahan sifat genetik suatu jasad secara terarah
(kalau sekarang DNA bisa diedit looh). Dengan teknologi ini gen suatu
jasad hidup bisa dipindahkan, disambungkan, bahkan dari jasad yang
kekerabatannya jauh sekalipun. Misalnya transgenik. Gen bakteri bisa
disisipkan pada DNA tumbuhan. Kalau pakai pemuliaan biasa, gen tanaman
yang kekerabatannya berjauhan tidak bisa digabungkan. Istilahnya itu
inkompatibilitas. Selanjutnya, teknologi DNA rekombinan ini menjadi
tulang punggung bioteknologi modern sekaligus membedakannya dengan
bioteknologi konvensional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar