Senin, 10 Juni 2013

BIJAK BERTANAM SAWIT



Di beberapa wilayah disinyalir banyak petani yang mengkonversi lahan pertanian pangan untuk perkebunan sawit. Namun banyak petani yang tak banyak memahami dalam budidaya tanaman sawit. Akibatnya perkebunn sawitnsering di anggap tidak ramah lingkungan. Karena itu Ketua Umum Dewan Minyak Swit Indonesia (DMSI), Derom Bangun mengingatkan, agar petani atau perusahaan perkebunan sawit lebih meningkatkan perhatian terhadap masalah kelestarian lingkungan, terutama saat membuka lahan.
            Meski sudah ada Rountable on Sustainabel Palm Oil (RSPO) dan Indonesia Sustainabel Palm Oil (ISPO) yang menetapkan prinsip dan kinera pembangunan kebun sawit lestari, tapi kalangan luar negeri melihat bukan pada penetapannya pada kebun sawit ang sudah jadi, tapi saat pembukaan lahan.

Pembukaan Lahan
            Pembukaan lahan merupakan salah satu kegiatan yang meliputi penentuan batas areal kebun, pembersihan lahan dan penumbangan pohon. Hal yang penting yang harus di perhatikan dalam pembukaan lahan adalah jangan membakar seluruh bekas tebangan pohon. Sebab, pembukaan lahan tanpa bakar dapat mempertahankan udara bebas  dari pencemaran asap. Keuntungan lainya adalah dapat meningkatkan andungan bahan organik dan anorganik anah karena pembusukan kayu atau bekas tebangan secara alami. Adanya kandungan tersebut secara tidak langsung meningkatkan kesuburan tanah
            Selain pembukaan lahan yang banyak pohon, kemungkinan lainnya adalah pembukaan lahan di areal beralang-alang dan semak belukar. Pembukaan pada areal ini harus menggunakan metode kimia. Untuk pengerjaannya harus pihak yang berpengalaman, karena memerlukan keahlian dalam menghitung racun alang-alang. Pembukaan lahan bisa di lakukan  secara manual dam mekanis. Dengan cara manual biasanya menggunakan chainsaw. Produktivitas menggunakan chainsaw sekitar 0,25 ha per hari kerja (HK). Artinya kuntuk membuka lahan seluas 1.000 ha diperlukan 4.000 HK. Sedangkan pembukaan lahan cecara mekanis menggunakan buldoser dan excavator, terutama untuk menebang pohon. Produktivitas pembukaan lahan cara ini antara 3-6 ha per HK. Namun demikina tergantung keerampilan operator.

Memilih Benih/Bibit
            Hal yang perlu di perhatkan saat menanam sawit adalah pemilihan benih/bibit. Benih/bibit merupakan faktor penting saat membangun kebun sawit. Kesalahan memilih bibit atau benih berakibat fatal. Petani akan mengal tanaman akan rendah. Padahal siklus tanaman sawit cukup lama hingga 30 tahun. Dalam membeli bibit tidak boleh sembarangan. Janagn sesekali membeli bibit melalui perantara. Petani harus membeli bibit yang sudah bersertifikat. Kalau perlu petani meninjau langsung ke lokasi kebun induknya sebelum melakukan pemesanan.
            Di Indonesia ada 11 perusahaan sumber benih/bibit yakni, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), PT. Socfindo, PT. Sampoerna Agro, PT. London Sumatera Indonesia, PT. Asian Agri, PT. Smart (Dami Mas), PT. Tania Selatan, PT. Bakti Tani Nusantara, PT. ASD-Bakrie Oil Palm seed Indonesia, PT. Sasaran Ehsan mekarsari (SEM), dan PT. Sarana Inti Pratama. Setelah memesan benih, sebaiknya periksa kondisi benih/kecambah. Ada beberapa ciri kecambah yang rusak. Pertama, kecambah yang sudah lewat umur (overgrown seed). Ciri fisiknya terlihat setelah 14 hari sejak di kecambahkan. Lihat helaian daun di plumula dan radikel. Biasanya terdapat rambut akar yang cukup banyak.
            Kedua, kecambah tumbuh lambat, ciri2ny dapat di liat dari kurusnya plumula berupa lambatnya pertumbuhan helaian daun dan memiliki rambut akar yang cukup banyak. Ketiga, kerusakan benih yang secara fisik terlihat berupa pecahnya biji atau akarnya patah. Keempat, kecambah yang terinfeksi brown grem biasanya memiliki akar kerdil dengan warna coklat diantara plumula dan radikula.

Pemeliharaan Tanama
            Setelah sawit di tanam, langkah selanjutnya yang harus petani perhatikan adalah bagaimaa memelihara tanaman setelah tanam. Untuk pemupukan, saat yang tepat menjelang akhir hujan. Aplikasi pupuk dilakukan dengan cara menebarkan pupuk di sekeliling tanaman(diujung terluar tajuk daun). Setelah penaburan pupuk, tutupi kembali dengan tanah. Selama pemeliharaan, petani juga harus mengendalikan gulma yang kerap tumbuh di sekitar tanaman sawit. Tujuan pengendalian gulma adalah menyediakan tempat tumbuh pohon sawit yang bersih dan bebas bersaing dengan gulma. Biasanya gulma tumbuh hampir di seluruh area perkebunan dan bersaing berebut unsur hara. Gulma juga dapat menyumbat saluran drainase yang menyebabkan areal  terendam banjir, sertamenyulitkan evakuasi asil panen sehingga produktivitasnya menurun.
            Pada tanaman  yang belum menghasilkan (TBM), pengendalian gulma harus secara teratur pada 24 bulan pertama. Hal ini untu memastikan LCC (Legum Cover Crop) tumbuh dengan subur. Saat TBM juga harus dilakukan pemeliharaan piringan. Area piringan (disekitar titik tanaman) harus di jaga agar selalu bersih dari gulma atau  rambatan dari tanaman penutup tanah.

Mengenal dan Mengandalikan OPT
            Organisme pengganggu tanaman (OPT), baik hama maupunpenyakit menjadi musuh petani dalam meningkatkan produktivitas tanaman. Ada beberapa OPT sawit yang perlu mendapat perhatian besar. Jika  tidak di waspadai, alih-alih mendapatkan untung malah rugi besar. Hama yang menyerang sawit adalah kumbang Oryctes rhinocerus, ulat api Setothose asigna, Setora nitens, Darna spp., ulat Tiratabha sp., ulat kantong Mahasena corbetti, dan Thosea vetusa. Sedangkan penyakit yanng patut diwspadai adalah busuk pangkal batang yang di sebabkan Ganoderma, penyakit antraknosa akibat Botryodiploida palmarum dan penyakit busuk batang atas yang di sebabkan oleh jamur Fomex noxius.
            Bagaimana dengan pengendaliannya...? pengendalian hama dapat dilakukan dengan monitoring populasi hama, sehingga dapat di ketahui kehadiran hama secara dini, selanjutnya dibuat peta yang jelas dan rincian keberadaan hama di areal pertanaman kelapa sawit. Disamping itu,juga diamati populasi musuh alami(parasitoid dan predaktor). “ Data tentang musuh alami dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam melakukan pengendalian hama.
            Pengendalian hama secara hayati dapat di lakukan:
1.    Menggunakan jamur Metarrhizium anisopliae untuk mengendalikan Oryctes rhinocerus. Jamur tersebut di taburkan pada tempat yang terdapat lundi dengan dosis 20 g/m2.
2.    Melepaskan kumbang Oryctes rhinocerus yang telah diinfeksi dengan Baculovirus agar terjadi penularan secara bersambung ke kumbang lain yang sehat
3.    Pengendalian ulat api dengan mengkombinasikan Bacillus thuringiensis dan predaktor Eocanthecona furcellata. Untuk kepompong dikendalikan dengan jamur Cordyceps militaris.
4.    Melepaskan musuh alami (parasitoid dan predaktor), serta menyebarkan inokulum jamur C.militaris pada areal pertanaman sawit yang tidak ditemukan musuh alami ulat pemakan daun kelapa sawit.
       Pengendalian penyakit dilakukan:
1.    Monitoring kondidi pertanaman secara teratur, sehingga dapat di ketahui jika terjadi seranagn penyakit secara dini.
2.    Dibuat peta yang jelas dan rincian mengenai sebaran dan intensitas serangan penyakit di arela tanaman kelapa sawit.
3.    Membongkar tanaman yang terserang dan membuang bagian tanaman yang terserang. Bekas luka selanjutnya di tutupi dengan obat penutup luka atau di timbun tanah bilabagian terserang tersebut adalah bagian pangkal batang atau akar.
sozanolomendrofa.blogspot,com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar